Rabu, 30 September 2015

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI

on . Posted in PERTANIAN
INSEMINASI BUATAN(IB).
Peningkatan produktifitas ternak adalah suatu keharusan, Oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi peternak dalam pemeliharaan ternak yang lebih maju dan menguntungkan melalui pembinaan yang sungguh-sungguh. Pemeliharaan ternak bukan lagi hanya dianggap sebagai tabungan atau pekerjaan sampingan, melainkan sudah dikelola dengan baik menuju kearah yang lebih maju dangan harapan peternak dapat mengerti dan menyadari arti pentingnya produktifitas ternak, Salah satu cara untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi dapat
dilakukan melalui kawin suntik yang dalam bahasa ilmiahnya Inseminasi Buatan (IB). Hal tersebut adalah sebagai salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, sehingga dapat menghasilkan keturunan/ pedet dari bibit pejantan unggul.
Melalui kegiatan kawin suntik atau inseminasi buatan, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta memudahkan peternak untuk mendapatkan keturunan ternak sapi yang berkualitas genetik tinggi dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak.
Inseminasi Buatan (IB) atau dalam istilah ilmiahnya disebut Artificial Insemination (AI) merupakan sistem perkawinan pada ternak sapi secara buatan yakni suatu cara atau teknik memasukkan sperma atau semen kedalam kelamin sapi betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi yang dilakukan oleh manusia (*Inseminator) dengan tujuan agar sapi tersebut menjadi bunting. Semen adalah mani yang beradal dari sapi pejantan unggul yang dipergunakan untuk kawin suntik atau inseminasi buatan.
Dalam kegiatan kawin suntik pada ternak sapi ini memberikan beberapa keuntungan antara lain; (1) menghemat biaya pemeliharaan pejantan; :biaya relatif murah untuk mendapatkan bibit sapi yang bagus /unggul dalam bentuk semen, jadi tidak perlu membeli sapi pejantan yang harganya relatif mahal; (2) dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;(3) mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina; (4) dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma /semen dapat disimpan dalam jangka waktu lama; (5) semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati; (6) cepat menghasilkan pedet jantan yang dapat dimanfaatkan untuk bakalan sapi potong atau pedet betina sebagai bibit sapi perah; (7) menghasilkan generasi baru anak bakalan penghasil daging yang berkualitas (sapi potong) dan meningkatklan produksi susu pada sapi perah betina; (8) Perbaikan mutu genetik lebih cepat;(9) Dapat memilih jenis/bangsa ternak Sapi yang diinginkan ( Limousin, Simental, Peranakan Ongole, Brahman, Brangus, FH, Bali dan lain-lain); (10) Berat lahir lebih tinggi dari pada hasil kawin alam; (11) Pertumbuhan berat badan lebih cepat; (12) Meningkatkan Pendapatan Petani.
*Inseminator
Inseminator merupakan petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik serta memiliki Surat Izin Melakukan Inseminasi (SIMI). Selain inseminator dari pemerintah ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik.
Tujuan Inseminasi Buatan
Tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:
1. Meningkatkan mutu ternak lokal;
2. Mempercepat peningkatan populasi ternak;
3. Menghemat penggunaan pejantan:
4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam;
5. Perkawinan silang antar berbagai bangsa / ras dapat dilakukan.
Faktor penentu keberhasilan IB
Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan dipengaruhi oleh beberapa 4 faktor yang saling berhubungan yaitu
  • Kualitas semen , Yang perlu diperhatikan awalnya adalah bibit sapi yang digunakan apakah sudah unggul didalam menghasilkan produk susu atau produk dagingnya, setelah itu adalah proses didalam pembuatan semen bekunya yang berdampak pada kualitas semen yang dihasilkannya.
  • Fisiologi Betina yang di IB, Fisiologi betina dipengaruhi oleh genetik induknya apakah sapi lokal, sapi persilangan atau sapi import. Sapi lokal lebih subur (fertil) dibandingkan dengan persilangan atau import), semakin tua umurnya juga semakin tidak fertil, selain itu fisiologi betina juga dipengaruhi oleh lingkungan yaitu sistem pemeliharaannya terutama adalah pakannya (jumlah dan kualitasnya), suhu dan iklimnya, misal sapi perah atau sapi persilangan (misal peranakan limosin) tidak tahan di daerah yang panas dan kualitas pakan yang jelek, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh penyakit kulit dan cacingan, akan berpengaruh terhadap kematian embrio (janin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar