CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI
INSEMINASI BUATAN(IB).
Peningkatan
produktifitas ternak adalah suatu keharusan, Oleh karena itu diperlukan
upaya memotivasi peternak dalam pemeliharaan ternak yang lebih maju dan
menguntungkan melalui pembinaan yang sungguh-sungguh. Pemeliharaan
ternak bukan lagi hanya dianggap sebagai tabungan atau pekerjaan
sampingan, melainkan sudah dikelola dengan baik menuju kearah yang lebih
maju dangan harapan peternak dapat mengerti dan menyadari arti
pentingnya produktifitas ternak, Salah satu cara untuk meningkatkan
populasi dan produktivitas ternak sapi dapat
dilakukan melalui kawin suntik yang dalam bahasa ilmiahnya Inseminasi
Buatan (IB). Hal tersebut adalah sebagai salah satu upaya penerapan
teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik
ternak, sehingga dapat menghasilkan keturunan/ pedet dari bibit pejantan
unggul.
Melalui
kegiatan kawin suntik atau inseminasi buatan, penyebaran bibit unggul
ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta
memudahkan peternak untuk mendapatkan keturunan ternak sapi yang
berkualitas genetik tinggi dengan harapan dapat meningkatkan
produktivitas ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak.
Inseminasi
Buatan (IB) atau dalam istilah ilmiahnya disebut Artificial
Insemination (AI) merupakan sistem perkawinan pada ternak sapi secara
buatan yakni suatu cara atau teknik memasukkan sperma atau semen kedalam
kelamin sapi betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi yang
dilakukan oleh manusia (*Inseminator) dengan tujuan agar sapi tersebut
menjadi bunting. Semen adalah mani yang beradal dari sapi pejantan
unggul yang dipergunakan untuk kawin suntik atau inseminasi buatan.
Dalam
kegiatan kawin suntik pada ternak sapi ini memberikan beberapa
keuntungan antara lain; (1) menghemat biaya pemeliharaan pejantan;
:biaya relatif murah untuk mendapatkan bibit sapi yang bagus /unggul
dalam bentuk semen, jadi tidak perlu membeli sapi pejantan yang harganya
relatif mahal; (2) dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan
baik;(3) mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina; (4) dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma /semen dapat
disimpan dalam jangka waktu lama; (5) semen beku masih dapat dipakai
untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati; (6) cepat
menghasilkan pedet jantan yang dapat dimanfaatkan untuk bakalan sapi
potong atau pedet betina sebagai bibit sapi perah; (7) menghasilkan
generasi baru anak bakalan penghasil daging yang berkualitas (sapi
potong) dan meningkatklan produksi susu pada sapi perah betina; (8)
Perbaikan mutu genetik lebih cepat;(9) Dapat memilih jenis/bangsa ternak
Sapi yang diinginkan ( Limousin, Simental, Peranakan Ongole, Brahman,
Brangus, FH, Bali dan lain-lain); (10) Berat lahir lebih tinggi dari
pada hasil kawin alam; (11) Pertumbuhan berat badan lebih cepat; (12)
Meningkatkan Pendapatan Petani.
*Inseminator
Inseminator merupakan petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik serta memiliki Surat Izin Melakukan Inseminasi (SIMI). Selain inseminator dari pemerintah ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik.
Inseminator merupakan petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik serta memiliki Surat Izin Melakukan Inseminasi (SIMI). Selain inseminator dari pemerintah ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik.
Tujuan Inseminasi Buatan
Tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:
1. Meningkatkan mutu ternak lokal;
2. Mempercepat peningkatan populasi ternak;
3. Menghemat penggunaan pejantan:
4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam;
5. Perkawinan silang antar berbagai bangsa / ras dapat dilakukan.
Tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:
1. Meningkatkan mutu ternak lokal;
2. Mempercepat peningkatan populasi ternak;
3. Menghemat penggunaan pejantan:
4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam;
5. Perkawinan silang antar berbagai bangsa / ras dapat dilakukan.
Faktor penentu keberhasilan IB
Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan dipengaruhi oleh beberapa 4 faktor yang saling berhubungan yaitu
- Kualitas
semen , Yang perlu diperhatikan awalnya adalah bibit sapi yang
digunakan apakah sudah unggul didalam menghasilkan produk susu atau
produk dagingnya, setelah itu adalah proses didalam pembuatan semen
bekunya yang berdampak pada kualitas semen yang dihasilkannya.
- Fisiologi Betina yang di IB, Fisiologi betina dipengaruhi oleh genetik induknya apakah sapi lokal, sapi persilangan atau sapi import. Sapi lokal lebih subur (fertil) dibandingkan dengan persilangan atau import), semakin tua umurnya juga semakin tidak fertil, selain itu fisiologi betina juga dipengaruhi oleh lingkungan yaitu sistem pemeliharaannya terutama adalah pakannya (jumlah dan kualitasnya), suhu dan iklimnya, misal sapi perah atau sapi persilangan (misal peranakan limosin) tidak tahan di daerah yang panas dan kualitas pakan yang jelek, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh penyakit kulit dan cacingan, akan berpengaruh terhadap kematian embrio (janin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar